Guru yang Efektif
- Pengertian
Guru
Guru
adalah pendidik professional yang memiliki tugas utama untuk mendidik,
mengarahkan, mengajar, membimbing, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah
pada jalur pendidikan formal.
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, guru adalah orang yang pekerjaannya (mata
pencahariannya, profesinya) mengajar. Sedangkan Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan menyatakan bahwa guru adalah seorang yang mempunyai gagasan yang
harus diwujudkan untuk kepentingan anak didik, sehingga menjunjung tinggi,
mengembangkan dan menerapkan keutamaan yang menyangkut agama, kebudayaan dan
keilmuan.
- Profesionalisme
Guru
Guru
yang efektif merujuk pada sisi profesionalisme guru tersebut. Profesionalisme (profésionalisme)
ialah sifat-sifat (kemampuan, kemahiran, cara pelaksanaan sesuatu dan
lain-lain) sebagaimana yang sewajarnya terdapat pada atau dilakukan oleh
seorang profesional. Guru yang professional adalah guru yang memiliki kemampuan
dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan
fungsinya sebagi guru dengan kemampuan yang maksimal. Suatu pekerjaan yang profesional
ditunjang oleh ilmu tertentu yang mendalam yang diperoleh dari lembaga
pendidikan yang sesuai sehingga pekerjaannya berdasarkan keilmuan yang dimiliki
dan bisa dipertanggungjawabkan.
- Kompetensi
Guru
Kompetensi (UU Guru/Dosen) adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus
dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas
keprofesionalannya.
Kompetensi guru berdasarkan Pasal 10 UU Guru yaitu :
- Kompetensi Pedagogik
Kompetensi
pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi ini
menyangkut kemampuan seorang guru dalam memahami karakteristik atau kemampuan
yang dimiliki oleh peserta didik melalui berbagai cara. Cara yang utama yaitu
dengan memahami peserta didik melalui perkembangan kognitif, merancang
pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran serta evaluasi hasil belajar
sekaligus pengembangan peserta didik.
- Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian ini adalah
salah satu kemampuan personal yang harus dimiliki oleh guru profesional dengan
cara mencerminkan kepribadian yang baik pada diri sendiri, bersikap bijaksana
serta arif, bersikap dewasa dan berwibawa serta mempunyai akhlak mulia untuk menjadi
teladan yang baik bagi peserta didik.
- Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial adalah kemampuan
guru untuk bersosialisasi dan berinteaksi secara efektif dan efisien dengan
peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik, maupun dengan
masyarakat sekitar.
- Kompetensi Professional
Kompetensi professional adalah
kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam.
Sedangkan menurut Cooper mengutip
pendapat B.O. Smith (dalam Suparlan, 2004) yang telah menyarankan bahwa seorang
guru yang terlatih harus disiapkan dengan empat bidang kompetensi agar ia
menjadi guru yang efektif yaitu:
a. Command of theoretical knowledge
about learning and human behavior, artinya mengetahui pengetahuan teoritis
tentang belajar dan tingkah laku manusia.
b. Display of attitudes that fostter
learning and genuine human relationship, artinya menunjukkan sikap yang
menunjang proses pembelajaran dan hubungan antara manusia secara murni.
c. Cammand of knowledge in the subject
matter to be taught, artinya menguasai pengetahuan dalam mata pelajaran yang
diajarkan.
d. Control of technical skills of
teaching that facilitate student learning, artinya memiliki kemampuan kecakapan
teknis tentang pembelajaran yang mempermudah siswa untuk belajar.
- Karakteristik Guru Efektif
Pribadi guru yang baik atau buruk akan mewarnai sikap, pola pikir,
dan tingkah laku peserta didik. Isjoni (2007: 63), menyatakan guru yang baik
adalah guru yang efektif dalam melaksanakan tugasnya. Stephen R. Covey dalam
bukunya yang berjudul 7 Habits of
Highly Effective People menyatakan bahwa ada tujuh ciri kebiasaan
manusia efektif yaitu:
(1)
Be proactive (berpikir proaktif)
Manusia efektif adalah manusia yang mindsett-nya berorientasi pada
peluang, bukan pada kesulitan. Semua manusia pasti menghadapi masalah dan
kesulitan, tetapi yang membedakan manusia satu dengan lainnya adalah bagaimana
menghadapi masalah itu. Manusia efektif tidak terbelenggu oleh suatu kesulitan,
ia mengubah kesulitan menjadi sebuah peluang. Guru efektif adalah guru yang
mampu mengendalikan keadaan meskipun keadaan itu tidak menyenangkan, bukan
sebaliknya dikendalikan oleh keadaan. Guru efektif tidak mencari kambing hitam
terhadap ketidakberhasilan suatu pendidikan. Mereka selalu berupaya mencari
jalan keluar dari suatu kesulitan.
Sikap proaktif seorang guru yang efektif tidak terlepas dari daya
kreativitasnya. Guru yang kreatif selalu berupaya mencari alternatif
keterbatasan yang ada. Tidak ada media pembelajaran yang memadai, guru efektif
berupaya mencari media alternatif yang dapat menunjang pencapai hasil belajar.
Sikap yang berlawanan dengan proaktif adalah sikap reaktif.Guru yang
reaktif mudah sekali bereaksi dan reaksinya selalu negatif terhadap suatu
persoalan. Guru reaktif memandang negatif terhadap suatu kebijakan maupun
perubahan dan tentu hal ini berpengaruh buruk terhadap profesinya sebagai guru.
(2)
Begin with the end in mind (memiliki
tujuan yang jelas)
Guru yang efektif harus memiliki tujuan yang jelas dalam proses
mengajarnya. Ia harus mempunyai bayangan untuk apa ia mengajar, langkah apa
yang harus ditenpuh untuk mencapai tujuannya dan apa sesungguhnya yang hendak
dicapainya. Visi dan misi utama seorang guru dalam mendidik adalah membangun
masa depan bangsa dan negara melalui pendidikan.
Guru yang tidak memiliki tujuan, maka ia akan asal-asalan dalam
mendidik atau membimbing peserta didiknya, pembelajarn yang disampaikannya
tidak bermakna dan tidak memiliki esensi apa-apa. Ia mengajar seolah-olah hanya
untuk mendapatkan upah. Sikap yang seperti ini tentu akan membuat pembelajaran
menjadi tidak terarah dan tujuan pembelajran tidak akan tercapai.
(3)
Put first things first (pandai membuat dan menentukan skala prioritas)
Guru yang efektif bertindak sesuai skala prioritas. Ia
bertindak tidak sembarangan dan asal bertindak. Tindakannya selalu diarahkan
pada tujuan-tujuan yang jelas dan mulia. Ia bisa menentukan skala prioritas
utama yang harus didahulukannya. Prioritas seorang guru adalah ketercapaian
kompetensi belajar peserta didik. Dengan skala prioritas, kegiatan pembelajaran
lebih terencana dan terarah sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan
baik sesuai keinginan.
(4)
Think win-win (berpikir menang-menang)
Pada dasarnya ada tiga pola penyelesaian masalah, yaitu win-lose
solution, lose-lose solution, dan win-win solution. Pola win-lose solution biasanya digunakan oleh orang yang egois, yang
selalu mementingkan kemenangannya sendiri tanpa sedikitpun memperhatikan
kepentingan orang lain. Mereka hanya mengedapankan bagaimana caranya agar
menang tanpa memperdulikan bagaimana akibatnya bagi orang lain.. Pola lose-lose solution biasanya digunakan
oleh orang yang minder dan rasa kurang percaya diri. Dalam hal ini, orang-orang
tersebut putus asa dan tidak berdaya untuk membuat pilihan terbaik. Seorang
guru yang efektif menggunakan win-win solution dalam situasi
apapun. Pada kondisi ini guru harus merasa optimis atas tindakannya dalam
mendidik. Guru harus memiliki rasa percaya diri yang tinggi dalam mengemban
tugasnya untuk mendidik.
(5)
Seek first to understand, then to be understood (senang bekerjasama)
Guru yang efektif selalu mengembangkan prinsip kerjasama, baik
dengan sesama guru maupun dengan siswanya. Guru tidak memandang dirinya sebagai
orang yang pintar dan super sehingga merendahkan siswanya. Tapi guru yang
efektif memandang siswanya sebagi sosok yang memiliki potensi dan mampu
mengembangkan potensinya untuk mencapai kesuksesan. Melalui kerjasama yang
efektif pula, maka tujuan dan target pembelajaran dapat diraih dengan baik.
(6)
Synergize “The whole is greater than the sum of its parts (memperhatikan orang lain)
Guru yang efektif selalu memberikan perhatian yang lebih terhadap
siswa dan profesinya sebagai guru. Seorang guru yang efektif selalu dapat
mencurahkan perhatiannya pada perkembangan belajar siswanya. Ia tidak
mengedepankan tuntutan akan dirinya. Guru efektif selalu yakin, jika
memperhatikan siswa dan profesinya secara maksimal, dirinya akan mendapatkan
perhatian yang sebanding.
(7)
Sharpen the Saw (selalu belajar
sepanjang waktu)
Guru yang efektif selalu berupaya untuk mengasah kemampuannya akan
ilmu pengetahuan yang terus berkembang sepanjang waktu. Guru yang efektif harus
mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan
di segala bidang. Belajar sepanjang waktu adalah cara yang tepat untuk
mengembangkan ilmu pengetahuannya. Sebaliknya guru yang malas belajar adalah
guru yang tidak efektif. Ia menganggap dirinya sudah pintar dan tak perlu
belajar lagi.
Sedangkan Leo R. Sandy (dalam
Suparlan, 2004) menguraikan beberapa dimensi kemampuan dan sikap yang membentuk
karakteristik guru efektif. Setidaknya ada 12 karakteristik guru efektif
sebagai berikut:
- Menjadi
a learner (pembelajar)
- Menjadi
a leader (pemimpin)
- Menjadi
a provocateur (provokator dalam arti positif).
- Menjadi
a stranger (pengelana)
- Menjadi
an innovator (inovator).
- Menjadi
a comedian/entertainment (pelawak/penghibur).
- Menjadi
a coach or guide (pelatih atau pembimbing).
- Menjadi
a genuine human being or humanist (manusia sejati atau seorang
humanis).
- Menjadi
a sentinel
- Menjadi
optimist or idealist (orang yang optimis atau idealis).
- Menjadi
a collaborator (kolaborator atau orang yang suka bekerja sama)
- Menjadi
a revolusionar (berfikiran maju atau revolusioner).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar