Jumat, 17 Januari 2014

Guru yang Efektif

Guru yang Efektif
  1. Pengertian Guru
Guru adalah pendidik professional yang memiliki tugas utama untuk mendidik, mengarahkan, mengajar, membimbing, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah pada jalur pendidikan formal.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, guru adalah orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar. Sedangkan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan bahwa guru adalah seorang yang mempunyai gagasan yang harus diwujudkan untuk kepentingan anak didik, sehingga menjunjung tinggi, mengembangkan dan menerapkan keutamaan yang menyangkut agama, kebudayaan dan keilmuan.
  1. Profesionalisme Guru
Guru yang efektif merujuk pada sisi profesionalisme guru tersebut. Profesionalisme (profésionalisme) ialah sifat-sifat (kemampuan, kemahiran, cara pelaksanaan sesuatu dan lain-lain) sebagaimana yang sewajarnya terdapat pada atau dilakukan oleh seorang profesional. Guru yang professional adalah guru yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagi guru dengan kemampuan yang maksimal. Suatu pekerjaan yang profesional ditunjang oleh ilmu tertentu yang mendalam yang diperoleh dari lembaga pendidikan yang sesuai sehingga pekerjaannya berdasarkan keilmuan yang dimiliki dan bisa dipertanggungjawabkan.

  1. Kompetensi Guru
Kompetensi (UU Guru/Dosen) adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru  dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya.
Kompetensi guru berdasarkan Pasal 10 UU Guru yaitu :
  1. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi ini menyangkut kemampuan seorang guru dalam memahami karakteristik atau kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik melalui berbagai cara. Cara yang utama yaitu dengan memahami peserta didik melalui perkembangan kognitif, merancang pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran serta evaluasi hasil belajar sekaligus pengembangan peserta didik.

  1. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian ini adalah salah satu kemampuan personal yang harus dimiliki oleh guru profesional dengan cara mencerminkan kepribadian yang baik pada diri sendiri, bersikap bijaksana serta arif, bersikap dewasa dan berwibawa serta mempunyai akhlak mulia untuk menjadi teladan yang baik bagi peserta didik.

  1. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk bersosialisasi dan berinteaksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik, maupun dengan masyarakat sekitar.

  1. Kompetensi Professional
Kompetensi professional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam.

Sedangkan menurut Cooper mengutip pendapat B.O. Smith (dalam Suparlan, 2004) yang telah menyarankan bahwa seorang guru yang terlatih harus disiapkan dengan empat bidang kompetensi agar ia menjadi guru yang efektif yaitu:
a.       Command of theoretical knowledge about learning and human behavior, artinya mengetahui pengetahuan teoritis tentang belajar dan tingkah laku manusia.
b.      Display of attitudes that fostter learning and genuine human relationship, artinya menunjukkan sikap yang menunjang proses pembelajaran dan hubungan antara manusia secara murni.
c.       Cammand of knowledge in the subject matter to be taught, artinya menguasai pengetahuan dalam mata pelajaran yang diajarkan.
d.      Control of technical skills of teaching that facilitate student learning, artinya memiliki kemampuan kecakapan teknis tentang pembelajaran yang mempermudah siswa untuk belajar.
  1. Karakteristik Guru Efektif
Pribadi guru yang baik atau buruk akan mewarnai sikap, pola pikir, dan tingkah laku peserta didik. Isjoni (2007: 63), menyatakan guru yang baik adalah guru yang efektif dalam melaksanakan tugasnya. Stephen R. Covey dalam bukunya yang berjudul 7 Habits of Highly Effective People menyatakan bahwa ada tujuh ciri kebiasaan manusia efektif yaitu:
(1)   Be proactive (berpikir proaktif)
Manusia efektif adalah manusia yang mindsett-nya berorientasi pada peluang, bukan pada kesulitan. Semua manusia pasti menghadapi masalah dan kesulitan, tetapi yang membedakan manusia satu dengan lainnya adalah bagaimana menghadapi masalah itu. Manusia efektif tidak terbelenggu oleh suatu kesulitan, ia mengubah kesulitan menjadi sebuah peluang. Guru efektif adalah guru yang mampu mengendalikan keadaan meskipun keadaan itu tidak menyenangkan, bukan sebaliknya dikendalikan oleh keadaan. Guru efektif tidak mencari kambing hitam terhadap ketidakberhasilan suatu pendidikan. Mereka selalu berupaya mencari jalan keluar dari suatu kesulitan.
Sikap proaktif seorang guru yang efektif tidak terlepas dari daya kreativitasnya. Guru yang kreatif selalu berupaya mencari alternatif keterbatasan yang ada. Tidak ada media pembelajaran yang memadai, guru efektif berupaya mencari media alternatif yang dapat menunjang pencapai hasil belajar.
Sikap yang berlawanan dengan proaktif adalah sikap reaktif.Guru yang reaktif mudah sekali bereaksi dan reaksinya selalu negatif terhadap suatu persoalan. Guru reaktif memandang negatif terhadap suatu kebijakan maupun perubahan dan tentu hal ini berpengaruh buruk terhadap profesinya sebagai guru.
(2)   Begin with the end in mind (memiliki tujuan yang jelas)
Guru yang efektif harus memiliki tujuan yang jelas dalam proses mengajarnya. Ia harus mempunyai bayangan untuk apa ia mengajar, langkah apa yang harus ditenpuh untuk mencapai tujuannya dan apa sesungguhnya yang hendak dicapainya. Visi dan misi utama seorang guru dalam mendidik adalah membangun masa depan bangsa dan negara melalui pendidikan.
Guru yang tidak memiliki tujuan, maka ia akan asal-asalan dalam mendidik atau membimbing peserta didiknya, pembelajarn yang disampaikannya tidak bermakna dan tidak memiliki esensi apa-apa. Ia mengajar seolah-olah hanya untuk mendapatkan upah. Sikap yang seperti ini tentu akan membuat pembelajaran menjadi tidak terarah dan tujuan pembelajran tidak akan tercapai.
(3)   Put first things first (pandai membuat dan menentukan skala prioritas)
Guru yang efektif bertindak sesuai skala prioritas. Ia bertindak tidak sembarangan dan asal bertindak. Tindakannya selalu diarahkan pada tujuan-tujuan yang jelas dan mulia. Ia bisa menentukan skala prioritas utama yang harus didahulukannya. Prioritas seorang guru adalah ketercapaian kompetensi belajar peserta didik. Dengan skala prioritas, kegiatan pembelajaran lebih terencana dan terarah sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik sesuai keinginan.
(4)   Think win-win (berpikir menang-menang)
Pada dasarnya ada tiga pola penyelesaian masalah, yaitu win-lose solution, lose-lose solution, dan win-win solution. Pola win-lose solution biasanya digunakan oleh orang yang egois, yang selalu mementingkan kemenangannya sendiri tanpa sedikitpun memperhatikan kepentingan orang lain. Mereka hanya mengedapankan bagaimana caranya agar menang tanpa memperdulikan bagaimana akibatnya bagi orang lain.. Pola lose-lose solution biasanya digunakan oleh orang yang minder dan rasa kurang percaya diri. Dalam hal ini, orang-orang tersebut putus asa dan tidak berdaya untuk membuat pilihan terbaik. Seorang guru yang efektif menggunakan win-win solution dalam situasi apapun. Pada kondisi ini guru harus merasa optimis atas tindakannya dalam mendidik. Guru harus memiliki rasa percaya diri yang tinggi dalam mengemban tugasnya untuk mendidik.
(5)   Seek first to understand, then to be understood (senang bekerjasama)
Guru yang efektif selalu mengembangkan prinsip kerjasama, baik dengan sesama guru maupun dengan siswanya. Guru tidak memandang dirinya sebagai orang yang pintar dan super sehingga merendahkan siswanya. Tapi guru yang efektif memandang siswanya sebagi sosok yang memiliki potensi dan mampu mengembangkan potensinya untuk mencapai kesuksesan. Melalui kerjasama yang efektif pula, maka tujuan dan target pembelajaran dapat diraih dengan baik.
(6)   Synergize “The whole is greater than the sum of its parts (memperhatikan orang lain)
Guru yang efektif selalu memberikan perhatian yang lebih terhadap siswa dan profesinya sebagai guru. Seorang guru yang efektif selalu dapat mencurahkan perhatiannya pada perkembangan belajar siswanya. Ia tidak mengedepankan tuntutan akan dirinya. Guru efektif selalu yakin, jika memperhatikan siswa dan profesinya secara maksimal, dirinya akan mendapatkan perhatian yang sebanding.
(7)   Sharpen the Saw (selalu belajar sepanjang waktu)
Guru yang efektif selalu berupaya untuk mengasah kemampuannya akan ilmu pengetahuan yang terus berkembang sepanjang waktu. Guru yang efektif harus mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan  di segala bidang. Belajar sepanjang waktu adalah cara yang tepat untuk mengembangkan ilmu pengetahuannya. Sebaliknya guru yang malas belajar adalah guru yang tidak efektif. Ia menganggap dirinya sudah pintar dan tak perlu belajar lagi.
Sedangkan Leo R. Sandy (dalam Suparlan, 2004) menguraikan beberapa dimensi kemampuan dan sikap yang membentuk karakteristik guru efektif. Setidaknya ada 12 karakteristik guru efektif sebagai berikut:
  1. Menjadi a learner (pembelajar) 
  2. Menjadi a leader (pemimpin) 
  3. Menjadi a provocateur (provokator dalam arti positif). 
  4. Menjadi a stranger (pengelana) 
  5. Menjadi an innovator (inovator). 
  6. Menjadi a comedian/entertainment (pelawak/penghibur). 
  7. Menjadi a coach or guide (pelatih atau pembimbing). 
  8. Menjadi a genuine human being or humanist (manusia sejati atau seorang humanis). 
  9. Menjadi a sentinel 
  10. Menjadi optimist or idealist (orang yang optimis atau idealis). 
  11. Menjadi a collaborator (kolaborator atau orang yang suka bekerja sama) 
  12. Menjadi a revolusionar (berfikiran maju atau revolusioner).





Tidak ada komentar:

Posting Komentar