Rabu, 12 Maret 2014

Filsafat Pendidikan Realisme


Realisme adalah aliran filsafat yang berkeyakinan bahwa objek indera kita adalah riil atau sungguh-sungguh nyata adanya. Benda-benda ada, dan adanya benda-benda itu terlepas dari pengetahuan atau persepsi atau pikiran manusia. Realism berkeyakinan bahwa alam semesta hakikatnya berdiri sendiri di luar pikiran manusia (objektif).

A. Konsep Filsafat Umum

1.       Metafisika

Hakikat realitas
Filsuf Realisme berpandangan bahwa dunia terbuat dari sesuatu yang nyata, substansial dan material yang hadir dengan sendirinya (entity). Realitas hakikatnya bersifat objektif, artinya bahwa realitas berdiri sendiri, tidak tergantung atau tidak bersandar kepada pikiran/jiwa/roh.

Hakikat Manusia
Manusia adalah bagian dari alam, dan ia muncul di alam sebagai puncak dari mata rantai evolusi yang terjadi di alam. Hakikat manusia didefinisikan sesuai dengan apa yang dapat dikerjakannya. Tujuan manusia adalah menyesuaikan diri terhadap hukum-hukum alam, serta menyesuaikan diri terhadap masyarakat dan kebudayaannya.  

2.       Epistemologi
Pengetahuan yang diperoleh  manusia bersumber dari pengalaman. Dalam konteks ini, manusia yang mengetahui berkedudukan sebagai subjek dan realitas yang diketahui berkedudukan sebagai objek. Implikasinya, para filsuf Realisme menganut “Prinsip Independensi” yang menyatakan bahwa pengetahuan manusia tentang realitas tidak dapat mengubah substansi atau esensi realitas. Kebenaran pengetahuan didiuji dalam kesesuaiannya dengan fakta di dalam dunia material atau pengalaman. Dan teori uji kebenaran ini dikenal sebagai Teori Korespondensi.

3.       Aksiologi
Edward J. Power mengungkapkan bahwa: “Tingkah laku manusia diatur leh hokum alam, dan pada tingkat yang lebih rendah diuji melalui konvensi atau kebiasaan, dan adat istiadat didalam masyarakat”.

       B. Implikasi Terhadap Pendidikan

1.       Tujuan Pendidikan
Menurut filsuf Realisme, tujuan pendidikan adalah agar para siswa dapat menyesuaikan diri dalam hidup dan mampu melaksanakan tanggung jawab social. Implikasinya adalah siswa harus diberikan pengetahuan yang akan memberikan keterampilan-keterampilan yang penting untuk memperoleh keamanan dan hidup bahagia serta bekal untuk dapat menyesuaikan diri, baik di lingkungan alam maupun di lingkungan sosial budaya.

2.       Kurikulum Pendidikan
Menurut filsuf Realisme, kurikulum pendiikan sebaiknya meliputi:
1)      Sains (Ilmu Pengetahuan Alam dan Matematika)
2)      Ilmu-ilmu kemanusiaan dan ilmu-ilmu social
3)      Nilai-nilai
Para filsuf Realisme juga mempercayai bahwa kurikulum yang baik diorganisasi menurut mata pelajaran dan berpusat pada materi pelajaran (subject matter centered). Materi pelajaran hendaknya diorganisasi menurut prinsip-prinsip psikologis tentang belajar, dan  dimulai dari materi yang sederhana menuju yang lebih kompleks.

3.       Metode Pendidikan
Metode pembelajarn sebaiknya bersifat logis dan psikologis. Dan metode yang dianut oleh filsuf Realisme adalah metode yang bersifat otoriter. Guru mewajibkan siswa untuk menghafal, menjelaskan dan membandingkan fakta-fakta, meng-interpretasikan hubungan-hubungan, dan mengambil kesimpulan makna-makna baru. Selain itu, guru juga harus melakukan evaluasi dan tes pada siswanya untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi-materi yang telah disampaikan.

4.       Peranan Guru dan Siswa
a.       Guru
Guru adalah pengelola kegiatan belajar-mengajar di dalam kelas dan penentu materi pelajaran. Guru harus menggunakan minat siswa yang berhubungan dengan mata pelajaran, dan membuat mata pelajaran sebagai sesuatu yang konkret untuk dialami siswa. Implikasinya adalah bahwa guru harus menguasai pengetahuan, menguasai keterampilan teknik-teknik mengajar dan berwenang untuk membentuk prestasi siswa.
b.      Siswa
Siswa berperan untuk menguasai pengetahuan yang diandalkan, siswa harus taat pada aturan dan bersikap disiplin, sebab aturan yang baik sangat diperlukan untuk belajar, disiplin mental dan moral dibutuhkan untuk berbagai tingkatan keutamaan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar