Realisme adalah aliran filsafat yang berkeyakinan bahwa objek
indera kita adalah riil atau sungguh-sungguh nyata adanya. Benda-benda ada, dan
adanya benda-benda itu terlepas dari pengetahuan atau persepsi atau pikiran
manusia. Realism berkeyakinan bahwa alam semesta hakikatnya berdiri sendiri di
luar pikiran manusia (objektif).
A. Konsep Filsafat Umum
1.
Metafisika
Hakikat realitas
Filsuf Realisme berpandangan bahwa dunia terbuat dari sesuatu yang nyata,
substansial dan material yang hadir dengan sendirinya (entity). Realitas hakikatnya
bersifat objektif, artinya bahwa realitas berdiri sendiri, tidak tergantung
atau tidak bersandar kepada pikiran/jiwa/roh.
Hakikat Manusia
Manusia adalah bagian dari alam, dan ia muncul di alam sebagai puncak
dari mata rantai evolusi yang terjadi di alam. Hakikat manusia didefinisikan
sesuai dengan apa yang dapat dikerjakannya. Tujuan manusia adalah menyesuaikan
diri terhadap hukum-hukum alam, serta menyesuaikan diri terhadap masyarakat dan
kebudayaannya.
2.
Epistemologi
Pengetahuan yang diperoleh manusia
bersumber dari pengalaman. Dalam konteks ini, manusia yang mengetahui
berkedudukan sebagai subjek dan realitas yang diketahui berkedudukan sebagai
objek. Implikasinya, para filsuf Realisme menganut “Prinsip Independensi” yang
menyatakan bahwa pengetahuan manusia tentang realitas tidak dapat mengubah
substansi atau esensi realitas. Kebenaran pengetahuan didiuji dalam
kesesuaiannya dengan fakta di dalam dunia material atau pengalaman. Dan teori
uji kebenaran ini dikenal sebagai Teori
Korespondensi.
3.
Aksiologi
Edward J. Power mengungkapkan bahwa: “Tingkah laku manusia diatur leh hokum
alam, dan pada tingkat yang lebih rendah diuji melalui konvensi atau kebiasaan,
dan adat istiadat didalam masyarakat”.
B. Implikasi Terhadap Pendidikan
1.
Tujuan Pendidikan
Menurut filsuf Realisme, tujuan pendidikan adalah agar para siswa dapat menyesuaikan
diri dalam hidup dan mampu melaksanakan tanggung jawab social. Implikasinya adalah
siswa harus diberikan pengetahuan yang akan memberikan
keterampilan-keterampilan yang penting untuk memperoleh keamanan dan hidup
bahagia serta bekal untuk dapat menyesuaikan diri, baik di lingkungan alam
maupun di lingkungan sosial budaya.
2.
Kurikulum Pendidikan
Menurut filsuf Realisme, kurikulum pendiikan sebaiknya meliputi:
1)
Sains (Ilmu Pengetahuan Alam dan Matematika)
2)
Ilmu-ilmu kemanusiaan dan ilmu-ilmu social
3)
Nilai-nilai
Para filsuf Realisme juga
mempercayai bahwa kurikulum yang baik diorganisasi menurut mata pelajaran dan
berpusat pada materi pelajaran (subject matter centered). Materi pelajaran
hendaknya diorganisasi menurut prinsip-prinsip psikologis tentang belajar, dan dimulai dari materi yang sederhana menuju yang
lebih kompleks.
3.
Metode Pendidikan
Metode pembelajarn sebaiknya bersifat logis dan psikologis. Dan metode
yang dianut oleh filsuf Realisme adalah metode yang bersifat otoriter. Guru mewajibkan
siswa untuk menghafal, menjelaskan dan membandingkan fakta-fakta,
meng-interpretasikan hubungan-hubungan, dan mengambil kesimpulan makna-makna
baru. Selain itu, guru juga harus melakukan evaluasi dan tes pada siswanya
untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi-materi yang telah
disampaikan.
4.
Peranan Guru dan Siswa
a.
Guru
Guru adalah pengelola kegiatan belajar-mengajar di dalam kelas dan penentu
materi pelajaran. Guru harus menggunakan minat siswa yang berhubungan dengan
mata pelajaran, dan membuat mata pelajaran sebagai sesuatu yang konkret untuk
dialami siswa. Implikasinya adalah bahwa guru harus menguasai pengetahuan,
menguasai keterampilan teknik-teknik mengajar dan berwenang untuk membentuk
prestasi siswa.
b.
Siswa
Siswa
berperan untuk menguasai pengetahuan yang diandalkan, siswa harus taat pada
aturan dan bersikap disiplin, sebab aturan yang baik sangat diperlukan untuk
belajar, disiplin mental dan moral dibutuhkan untuk berbagai tingkatan
keutamaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar